Jumat, 12 Oktober 2018

Stratifikasi Sosial

Stratifikasi Sosial

Pengertian Stratifikasi Sosial
Kata Stratifikasi berasal dari bahasa latin, Stratum;  yang berarti tingkatan dan Socius; yang berarti teman atau masyarakat. Secara harafiah, stratifikasi sosial berarti tingkatan yang ada dalam masyarakat. Stratifikasi sosial merupakan pembedaan sosial masyarakat yang sifatnya bertingkat (vertikal).
  1. Menurut Pitirim Sorokin, stratifikasi sosial merupakan ciri yang tetap pada setiap kelompok sosial teratur. Statifikasi sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat.
  2. Paul B horton & Chester L. Hunt menyebutkan bahwa stratifikasi sosial berarti sistem perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat.
  3. Robert M.Z. Lawang mengartikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarkis menurut dimensi kekuasaan, Privles dan prestise.
  4. Astried S. Soesanto menyebut stratifikasi sosial adalah hasil kebiasaan hubungan antarmanusia secara teratur dan tersusun sehingga setiap orang, setiap saat mempunyai situasi yang menentukan hubungannya dengan orang secara vertikal maupun mendatar dlam masyarakatnya.
Dari devenisi di atas dapat disimpulkan bahwa stratifikasi sosial adalah pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara vertikal yang diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat, dari yang paling tinggi sampai yang aling rendah.

Dasar Stratifikasi Sosial

Dasar atau ukuran yang lazim dan banyak dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat ke dalam suatu strtifikasi sosial tertentu adalah :
  1. Ukuran kekayaan, seseorang memiliki kekayaan paling banyak akan menempati stratifikasi teratas.
  2. ukuran kekuasaan, seseorang memiliki kekuasaan atau mempunyai wewenang terbesar akan menempati stratifikasi yang tinggi dalam stratifikasi sosial masyarakat.
  3. Ukuran kehormatan, orang yang dihormati dan disegani akan mendapatkan tempat stratifikasi yang tinggi dalam masyarakat.
  4. ukuran ilmu pengetahuan, biasanya dipakai sebagai salah satu faktor atau dasar pembentukan startifikasi sosuial di dalam masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan.

Faktor Penyebab Stratifikasi Sosial
            Beberapa kondisi umum yang mendorong tercipatanya startifikasi sosial dalam masyarakat menurut Huky adalah:
  1. Perbedaan Ras dan Budaya, perbedaan ciri biologis, seperti warna kulit, latar belakang etnis dan budaya pada masyarakat tertentu dapat mengakibatkan kelas-kelas sosial tertentu. Contohnya kelas sosial atas dasar warna kulit pada masyarakat Afrika Selatan pada masa apartheid.
  2. Pembagian tugas yang terspesialisasi,  spesialisasi berkaitan dengan fungsi kekuasaan dan status dalam strtifikasi sosial. Perbedaan posisi atau status anggota masyarakat berdasarkan pembagian kerja ini terdapat dalam setiap masyarakat, baik pada masyarakat primitif maupun pada masyarakat yang sudah maju.
  3. Kelangkaan. Stratifikasi lambat laun terjadi karena alokasi hak dan kekuasaan yang jarang atau langka. Kelangkaan ini terasa bila masyarakat mulai membedakan posisi, alat-alat kekuasaan, dan fungsi-fungsi yang ada dalam waktu yang sama. Kondisi yang mengandung perbedaan hak dan kesempatan di antara para anggota masyarakat dapat menciptakan stratifikasi.






Sifat stratifikasi
            Menurut Soejono Soekanto, dilihat dari sifatnya stratifikasi sosial dibedakan menjadi stratifikasi sosial tertutup, stratifikasi sosial terbuka, dan stratifikasi campuran.
  1. Stratifikasi sosial tertutup (closed Social Stratification)
Stratifikasi ini adalah bentuk strata yang anggota dari setiap stratanya sulit mengadakan mobilitas vertikal. Mobilitas mereka terbatas hanya mobilitas hrizontal. Misalmnya sistem kasta pada masyarakat India.
  1. Statifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification)
Stratifikasi ini bersifat demokratis. Kemungkinan mobilitasnya sangat besar. Maksudnya setiap anggota strata dapat bebas berpindah strata sosial, baik vertikal maupun horizontal. Misalnya orang yang berusaha pindah strata dari miskin menjadi orang kaya, dengan berusaha keras dan menunutu ilmu.
  1. Stratifikasi Sosial campuran
Merupakan kombinasi dari startifikasi sosial terbuka dan tertutup. Misalnya seorang kasta Brahma mempunyai kedudukan terhormat dan sangat dihargai masyarakat lingkungannya. Namun, jika ia pindah ke Jakarta, ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat yang baru.

Fungsi Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial dapat berfungsi sebagai berikut:
  1. Distribusi hak-hak istimewa yang objektif, seperti menentukan Penghasilan, tingkat kekayaan, keselamatan, dan wewenang.
  2. Menjadi sistem pertanggaan pada strata yang berhubungan dengan kewibawaan dan penghargaan.
  3. Kriteria Sistem pertentangan, yaitu apakah didapat melalui kualitas pribadi, keanggotaan kelompok, kerabat tertentu, milik, wewenang dan kekuasaan.
  4. Penent lambang-lambang atau simbol status atau kedudukan, seperti tingkah laku, cara berpakaian, dan bentuk rumah.
  5. Penentu tingkat mudah dan sukarnya bertukar kedudukan.
  6. Alat solidaritas di antara individu-individu atau kelompok yang menduduki sistem sosial yang sama dalam masyarakat.

Unsur-unsur Stratifikasi Sosial.

  1. Status atau kedudukan
Status sosial merupakan kedudukan atau posisi sosial seorang dalam kelompok masyarakat, meliputi keseluruhan posisi sosial yang terdapat dalam suatu kelompok besar masyarakat, dari paling rendah hingga yang paling tinggi. Status terbagi atas:
    1. Acribed status, status yang diberikan kepada seseorang oleh masyarakat tanpa memandang bakat atau karakteristik unik orang tersebut. Didapat otomatis melalui kelahiran (keturunan). Latar belakang ras, gender, dan usia dapat dikategorikan sebagai Ascribed status.
    2. Achieved Status, status yang didapat seseorang melalui usaha-usaha sendiri. Seperti bersekolah, mempelajari keterampilan-keterampilan, berteman, menciptakan sesuatu yang baru.
    3. Assigned status, status yang diberikan kepada seseorang karena telah berjasa melakukan sesuatu untuk masyarakat.
  1. Peranan
Merupakan seperangkat harapan terhadap seseorang yang menempati suatu posisi atau status sosial tertentu. Dalam setiap peranan akan terdapat suatu perangkat peran (role Set) yang menunjukan bahwa dalam suatu status tidak hanya mempunya satu peran tunggal, tetapi sejumlah peran yang saling berhubungan. Misalnya ada seorang anak juga seorang murid dan ia juga seorangteman, seorang ketua Osis dan masih banyak peran lainnya.
Menurut Soejono Soekanto, dalam peranan setidaknya mencakup tiga hal:
    1. peranan meliputi norma-norma yang dihubngkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat.
    2. Peranan sebagai konsep mengenai apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
    3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.

Kelas dan Golongan dalam Stratifikasi Sosial

Paul B Horton dan Chester L. Hunt mendevinisikan kelas sosial sebagai suatu lapisan orang-orang yang berkedudukan sama dalam suatu status sosial.
Pembagian kelas dan golongan umumnya berdasarkan kriteria ekonomi, sosial, ataupun politik.
1.      Kriteria Ekonomi
Strtatifikasi ekonomi akan membedakan warga masyarakat menurut penguasaan dan pemilikan materi. Berkaitan dengan aktifitas pekerjaan, kepemilikan, atau kedua-duanya. Dengan kata lain pendapatan, kekayaan, dan pekerjaan akan membagi anggota masyarakat ke dalam beberapa stratifikasi atau kelas ekonomi.
Dilihat dari kriteria ekonomi secara garis besar terdapat tiga kelas sosial yaitu:
  1. Kelas atas (upper class)
  2. Kelas Menengah (middle class)
  3. Kelas Bawah (lower class)
Tiga kelas sosial masing-masing masih dapat dibagi menjadi subkelas sehingga kalau digambarkan akan menjadi sebagai berikut:

Keterangan:
  1. Kelas atas (upper class)
(1). Kelas atas-atas (Aa)
(2). Kelas Atas Menengah (Am)
(3) Kelas Atas Bawah (Ab)
b. Kelas Menengah (Middle class)
(1) Kelas Menengah Atas (Ma)
(2) Kelas Menengah (Mm)
(3) Kelas Menengah Bawah (Mb)
c. Kelas Bawah (lower class)
(1). Kelas bawah atas (Ba)
(2). Kelas Menengah (Bm)
(3) Kelas Bawah bawah (Bb)

2. Kriteria Sosial
            Menurut pelapisan berdasarkan kriteria Sosial, masyarakat akan terdiri atas beberapa pelapisahn atau strata yang disebut dengan kelas sosial, kasta atau stand. Istilah Kelas Sosial digunakan oleh Max Weber. Istilah kasta dipakai untuk menyebut setiap pelapisan dalam masyarakat berkasta, misalnya pada pelapisan masyarakat Hindu Bali. Terbagi menjadi empat kasta yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra. Kasta Brahmana, Ksatria, dan Waisya di sebut triwangsa, sedangkan kasta Sudra disebut Jaba. Seseorang termasuk dlam kast yang mana biasanya dapat di lihat dari gelar yang digunakan diawal namanya, antara lain Ida Bagus dan Ida Ayu untuk gelar Brahmana; Cokorda, Anak Agung, Dewa, dan Ngakan, untuk gelar Ksatria; Bagus, I gsti, dan Gusti Untuk Waisya; Pande Kbon, Pasek untuk kasta sudra. Gelar tersebut diturunkan secara Patrilineal ( Menurut garis keturunan ayah). Kehidupan sistem kasta di masyarakat Bali pada umumnya tampak jelas dalam perkawinan, bahwa gadis dianggap pantang bersuamikan orang yang berasal dari kasta yang lebih rendah.

3. Kriteria Politik
Pelapisan dalam masyarakat berdasarkan kriteria politik berarti pembedaan penduduk atau warga masyarakat mwenurut pembagian kekuasaan. Kekuasaan adalah kemampuan mempengaruhi pihak lain menurut kehendak atau kemauan pemegang kekuasaan. Setiap kemampuan mempengaruhi ihak lain dinamakan kekuasan (power), sedangkan wewenang adalah kekuasaan yang ada pada diri seseorang atau sekelompok orang yang mempunyai dukungan atau mendapatkan pengakuan dari masyarakat sehingga wewenang merupakan otoritas atau legalized power.


Menurut Mac Iver, ada tiga pola umum sistem kekuasaan atau piramida kekuasaan yaitu tipe kasta, oligarkhi, dan demokratis.
  1. Tipe kasta
Tipe kasta memiliki sistem stratifikasi kekuasaan dengan garis pemisahan yang tegas dan kaku. Garis pemisah antara masing-masing pelapisan hampir tidak mungkin ditembus.
  1. Tipe Oligarkhi
Tipe Oligarkhi memiliki tipe stratifikasi kekuasaan yang menggambarkan garis pemisah yang tegas diantara strata. Akan tetapi, perbedaan antara strata satu dengan yang lain tidak begitu mencolok. Walaupun kedudukan para warga masyarakat masih di dasarkan kepada aspek kelahiran (ascribed status), akan tetapi individu  masih diberikan kesempatan untuk naik ke strata yang lebih atas. Tipe piramida semacam ini dijumpai pada masyarakat feodal yang telah berkembang.
  1. Tipe Demokratis
Tipe demokratis adalah tipe ketiga yang tampak adanya garis pemisah antarlapisan yang sifatnya mobil (bergerak). Faktor kelahiran tidak menentukan kedudukan seseorang, yang terpenting adalah kemampuan dan kadang-kadang faktor keberuntungan.
Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria kekuasaan sebenarnya tidak selalu digambarkan dengan hierarkhi atas-bawah, tetapi dapat pula digambarkan sebagai gejala meingkar menyerupai lingkaran kambium yang terdiri atas lingkaran dalam, lingkaran tengah dan lingkaran luar. Lingkaran dalam ditempati oleh mereka yang mempunyai kekuasaan yang lebih besar daripada merekaa yang menempati lingkaran tengah atau lingkaran luar. Perbedaan lingkaran dalam dengan lingkaran di luarnya bukan berarti saling terpisah satu dari yang lainnya, tetapi terdapat saling hubungan yang dinyatakan dengan adanya garis yang tidak terputuskan.
            Stratifikasi kekuasaan di lingkungan keraton dengan semua tata nilai yang berlaku di dalamnya dapat digambarkan dengan lingkaran kambium ini. Raja merupakan tokoh sentral yang penuh dengan kekuasaandan privelese (hak-hak istimewa). Kekuasaan dan privelese yang lebih rendah dari yang ada pada raja adalah yang dimiliki oleh para anggota keluarga raja. Semakin jauh dari lingkaran keluarga raja, maka semakin berkurang kekuasaan, privelese, maupun prestise (kehormatan) yang dimliki oleh seseorang.



























Sistem Stratifikasi yang pernah ada di Indonesia


Sistem stratifikasi sosial pada masyarakat Pertanian
Berdasarka pada kepemilikan tanah:
  1. Lapisan tertinggi, yaitu kaum petani yang memiliki tanah pertanian dan rumah.
  2. Lapisan menengah, yaitu kaum petani yang tidak memiliki tanah pertanian, namun memiliki tanah pekarangan rumah.
  3. lapisan terendah, yaitu kaum petani yang tidak memiliki tanah pertanian dan pekarangan rumah.
Pelapisan sosial masyarakat pertanian berdasarkan kriteria ekonomi :
  1. Lapisan pertama yang terdiri dari kaum elit desa yang memiliki cadangan pangan dan pengembangan usaha.
  2. Lapisan kedua yang terdiri dari orang yang hanya memilki cadangan pangan.
  3. Lapisan ketiga yang terdiri dariorang yang tidak memiliki cadangan pangan dan cadangan usaha dan mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhan komsumsi perutnya agar tetap hidup.

Sistem Stratifikasi sosial dalam masyarakat Feodal
Pola dasar masyarakat feodal adalah;
  1. Raja dan kaum bangsawan adalah pusat kekuasaan yang harus dihormati dan ditaati karena punya hak istimewa.
  2. Terdapat lapisan utama, yakni raja dan kaum bangsawan (kaum feodal) dan lapisan di bawahnya, yakni rakyatnya.
  3. Adanya pola ketergantungan dan patrimonialistik. Artinya, kaum feodal merupakantokoh panutan yang harus disegani, sedangkan rakyat harus hidupmenghamba dan selalu dalam posisi dirugikan.
  4. Terdapat pola hubungan antar kelompok yang diskriminatif, yaitu kaum feodal memperlakukan bawahannya secara tidak adil dan cenderung sewenang-wenang.
  5. golongan bawah cenderung memiliki sistem stratifikasi tertutup.

Lapisan Sosial pada masyarakat feodal Surakarta dan Yogyakarta.
Strata sosial pada masyarakat feodal Surakarta dan Yogyakarta:
  1. Kaum bangsawan yang terdiri dari Raja dan keluarga, serta kerabatnya.
  2. Golongan priyayi, yaitu pegawai kerajaan yang terdiri dari orang-orang yang berpendidikan atau memiliki kemampuan khusus untuk kerajan. Strata kedua ini  bkan berasal dari keturunan raja.
  3. Golongan Wong cilik, yaitu rakyat jelata yang hidup mengabdi untuk raja
.
Lapisan sosial Masyarakat Feodal Aceh
Strata sosial masyarakat aceh :
  1. Keturunan raja atau bangsawan sebagai golongan atas. Dengan gelar Cut, Teuku dan teungku.
  2. Golongan kedua meliputi Olee Balang (pegawai/pengawal raja) dan golongan bawah atau rakyat jelata.
Lapisan Sosial masyarakat Feodal di sulawesi selatan
Strata sosial Sulawesi selatan:
  1. Golongan Bangsawan atau keturunan raja-raja disebut anakarung pada lapisan atas. Golongan ini memiliki gelar tertentu seperti andi atau Karaeng
  2. Lapisan kedua diduduki oleh orang merdeka atau bukan budak yang disebut to-maradeka.
  3. golongan ketiga disebut ata, yang terdiri dari para budak yang meliputiorang-orang yang tidak mampu bayar hutang atau kalah perang.
Sistem stratifikasi sosial pada zaman Belanda

Strata sosial pada zaman Belanda adalah:
  1. Golongan Eropah
  2. Golongan timur Asing
  3. Golongan Bumiputera.

Sistem stratifikasi sosial pada zaman Jepang.
  1. Bangsa Jepang
  2. Bangsa Bumiputera
  3. Bangsa Cina dan Eropa

Sistem stratifikasi sosial pada zaman industri modern
Stratifikasi sosial masyarakat industri berdasarkan kriteria profesi:
  1. Kelompok Profesional.
  2. Kelompok Profesi awal dan semi profesi awal.
  3. Buruh rendahan.

Stratifikasi Sosial Masyarakat industri berdasarkan Kriteria ekonomi:
  1. Upper class (golongan atas)
  2. Middle class (golongan menengah)
  3. Lower class (golongan bawah).

Pengaruh bentuk-bentuk Struktur Sosial dalam fenomena Kehidupan Masyarakat

Menurut J. Nasikun bahwa struktur sosial masyarakat Indonesia dapat dilihat secara horizontal dan vertikal. Secara horizontal, struktur sosial masyarakat indonesia ditandai oleh adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama, dan adat istiadat. Perbedaan secara horizontal dikenal dengan istilah differensiasi sosial. Sedangkan secara vertikal struktur sosial masyarakat Indonesia ditandai oleh adanya pelapisan-pelapisan sosial yang cukup tajam (stratifikasi sosial). Adanya differensiasi dan stratifikasi sosial akan membawa pengaruh pada pengaruh pada kehidupan masyarakat.
Berikut ini adalah pengaruh dari adanya differensiasi dan stratifikasi.
1.      Pengaruh Differensiasi Sosial
  1. Primordialisme
Primordialisme adalah suatu paham yang menganggap bahwa kelompoknya lebih baik dibanding dengan kelompok lain.contoh; praktik nepotisme dalam merekrut atau menempatkan orang-orang yang berasal dari daerah atau suku bangsa yang sama dalam sebuah organisasi atau perusahaan.
            Segi positif paham ini adalah dapat mengikat dan memperkuat ikatan suatu kelompok terutama dalam menghadapi ancaman dari luar. Sedangkan segi negatifnya adalah membangkitkan prasangka dan permusuhan terhadap kelompok lain yang tidak sepaham atau tidak sama dengan kelompoknya. Hal ini rawan terhadap munculnya konflik sosial.
  1. Etnosentrisme
Etnosentrisme adalah seatu sikap atau paham yang menganggap budaya masyarakatnya lebih tinggi dibandingkan dengan budaya masyaralat lain. Contoh, aliran Nasionalis-Sosialis (Nazi) yang beranggapan ras Arya-lah yang paling unggul untuk menguasai dunia. Etnosentrisme dapat menjadikan ikatan kelompoknya menjadi kuat, bahkan dapat menimbulkan semangat kebangsaan atau semangat patriotisme. Namun, disisi lain etnosentrisme dapat menimbulkan konflik antar golongan atau kebudayaan.
  1. Sektarian ( politik Aliran)
Keadaan dimana sebuah kelompok atau organisasi tertentu dikelilingi oleh sejumlah organisasi massa(ormas), baik formal maupun informal yang menjadi pengikutnya. Biasanya dalam politik aliran ada pengikat diantara anggotanya berdasarkan ideologi. Partai PKB dikelilingi oleh ormas-ormas NU. Politik aliran pad masyarakat majemuk rawan terhadap terjadinya konflik antara kelompok-kelompok yang ada.








2.      Pengaruh Stratifikasi Sosial
kOnsekuensi stratifikasi sosial menyebabkan adanya perbedaan sikap dari orang-orang yang berada dalam strata sosial tertentu berdasarkan kekuasaan, privilese, dari gaya hidup. Seseorang sesuai dengan strata sosialnya.pola gaya hidup tersebut dapat dilihat dari cara berpakaian, tempat tinggal, cara berbicara, pemilihan tempat pendidikan, hobi, dan tempat rekreasi.
a.      Cara Berpakaian
Seseorang yang tergolong dalam strata sosial atas dapat dilihat dari gaya berbusananya. Biasanya mereka memakai busana rancangan luar negeri, sedangkan kelas menengah ke bawah memakai produksi dlam negeri.
b.      Tempat Tinggal
Umumnya masyarakat kelas atas akan membangun rumah yang besar dan mewah dengan gaya arsitektur yang indah. Sedangkan kelas menengah ke bawah lebih memilih bentuk dan tipe rumah yang sederhana bahkan ada juga yang memilih tinggal di rumah susun.
c.       Cara Berbicara
Cara berbicara orang-orang strata atas akan bereda dengan orang-orang yang berada pada strata bawah. Strata atas sering kali mengadaptasi istilah-istilah asing serta penuh dengan etika kesopanan. Sedangkan stata bawah memilih gaya bicara yang tidak terlalu memperhatikan etika terkadang mengeluarkan kata-kata kurang sopan.
d.      Pendidikan
Umumnya stata atas memasukan anak-anak mereka pada sekolah-sekolah ataupun universitas luar negeri. Sedangkan bagi masyarakat yang menduduki pelapisan bawah lebih menyekolahkan anaknya di sekolah dalam negeri.
e.       Kegemaran dan rekreasi
Kalangan atas memilih olahraga yang ekslusif seperti golf, terbang layang, ataupun balap mobil. Sedangkan bagi masyarakat yang tergolong strata bawah, lebih memilih hobi dan berekreasi yang tidak terlalu banyak mengeluarkana biaya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Stratifikasi Sosial

Stratifikasi Sosial Pengertian Stratifikasi Sosial Kata Stratifikasi berasal dari bahasa latin, Stratum;  yang berarti tingkatan dan ...